Powered By Blogger

Assalamu'alaikum....

Ridho Alloh selalu bersamamu... Yakinkan hari ini lebih baik dari hari kemarin... Dan usahakanlah untuk yang terbaik untuk hari esok.... Kasih sayang-Nya yang kau cari...

Cari Blog Ini

Rabu, 29 September 2010

Perkembangan Peserta Didik_Semester 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kepribadian adalah hal yang sulit diungkapkan seperti halnya seperti kita menerangkan kata-kata seperti cinta, tabiat, dan kebahagiaan. Kita seolah-olah sudah tahu apa makna kepribadian itu, namun bila diungkapkan dengan kata-kata, kita sering kehilangan akal untuk menerangkannya.

Etika merupakan cerminan dari kepribadian seseorang. Melalui cara beretika inilah seseorang dapat menilai dan mengetahui sifat dan ciri kepribadian dari orang lain.Dalam pembentukan etika ini banyak sekali faktor yang mempengaruhi, baik itu faktor internal maupun eksternal. Sifat bawaan dari lahir atau watak merupakan faktor internal yang paling berpengaruh pada etika seseorang. Secara ilmiah hal ini disebabkan oleh faktor keturunan atau genetika seseorang. Sedangkan dari faktor eksternal, etika seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimana tempat seseorang itu berada. Kata-kata bijak yang mengatakan ”at the first you make habbit at the last habbit make you”, yang berarti bahwa pada awalnya kamu membuat suatu kebiasaan, pada akhirnya kebiasaan itulah yang membentuk dirimu.”

Dalam penelitiannya, terdapat berbagai macam istilah seperti motif, sifat, dan temperamen yang menunjuk pada kekhasan permanen pada perseorangan (Berry, et al., 1991:141). Temperamen lebih menunjuk pada dasar biologis dari perilaku, sedangkan motif dan sikap terkait dengan pengaruh-pengaruh lingkungan sosial. Kepribadian yang dimiliki oleh seseorang sangat mempengaruhi jiwa ataupun diri individu tersebut.

B. Perumusan Masalah

  1. Apakah definisi dari kepribadian?
  2. Jelaskan masing-masing teori kepribadian?
  3. Bagaimana proses perkembangan kepribadian?
  4. Bagaimanakah tipe-tipe kepribadian seseorang?
  5. Bagaimanakah cara mengukur kepribadian?
  6. Bagaimanakah upaya dalam pengembangan kepribadian dan implikasinya dalam penyelenggaran pendidikan?

C. Prosedur Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah dalam makalah ini menggunakan prosedur sebagai berikut: mengumpulkan data tertulis dari sumber-sumber dan pendapat para tokoh untuk menjawab rumusan masalah, reduksi data dan menyimpulkan data.

D. Tujuan

Adapun saya dalam menulis makalah ini mempunyai tujuan agar memberikan pengetahuan bagi orang yang membacanya. Adapun harapan saya terhadap orang yang membaca tulisan ini adalah :

- Mengetahui arti kepribadian

- Mampu memberikan pemahaman terhadap kepribadian

E. Sistematika Uraian
Sistematika uraian makalah ini terdiri dari tiga bagian, yaitu pertama, pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, prosedur pemecahan masalah, tujuan dan sistematika uraian. Kedua, isi atau kajian teori dan pembahasan. Ketiga, kesimpulan.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepribadian

Kepribadian (personality) berasal dari bahasa Latin : persona. Pada mulanya kata persona ini menunjuk pada sebuah topeng yang biasa dipergunakan oleh pemain sandiwara bangsa Romawi dalam memainkan peranannya sesuai dengan perannya masing-masing. Kemudian hal ini berubah menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran social tertentu yang diterima oleh individu dari kelompok atau masyarakatnya, kemudian individu itu diharapkan bertingkah laku berdasarkan atau sesuai dengan gambaran social ataupun peran yang diterimanya (Koeswara, 1991:10)

Allport (1971), menyatakan bahwa kepribadian adalah organisasi-organisasi dinamis dari system-sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-cara yang unik/khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Cattel (1965:27), menyatakan kepribadian adalah apa yang menentukan perilaku dalam situasi yang ditetapkan dan dalam kesadaran jiwa yang ditetapkan.

Koentjaraningrat (1980) menyebut kepribadian sebagai susunan unsure-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia.

Kepribadian seseorang tersusun dari sifat-sifat yang dimilikinya, yang terdiri atas :

1. Berkenaan dengan cara orang berbuat, seprti tekun, tabah dan cepat

2. Menggambarkan sikap, seprti sosiabilitas dan patriotisme

3. Berhubungan dengan minat, seperti estetis, atletis, dsb.

4. Yang terpenting adalah temperamen emosional, meliputi optimisme, pesimisme, mudah bergejolak, dan tenang.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah organisai-organisasi yang dimiliki oleh setiap individu yang membedakan tingkah laku dari masing-masing individu yang dipengaruhi oleh faktor genetic dan lingkungan.

B. Teori-teori Kepribadian

1. Teori Kepribadian Psikoanalisis

Freud membangun model kepribadian yang saling berhubungan dan menimbulkan ketegangan satu sama lain. Tiga system ini adalah id, ego, dan superego. Id bekerja menggunakan prinsip kesenangan, mencari pemuasan segera impuls biologis; ego mematuhi prinsip realita, menunda pemuasan sampai bisa dicapai dengan cara yang bisa diterima masyarakat; dan superego yang memiliki standar moral pada individu/hati nurani.

Teori Freud mengenai dinamika kepribadian menyatakan bahwa terdapat sejumlah energi psikhis (libido) yang konstan untuk setiap individu. Teori ini berpendapat bahwa dorongan id yang tidah bisa diterima dapat menimbulkan kecemasan, yang bisa diturunkan oleh mekanisme pertahanan.

Teori Freud dalam perkembangan kepribadian menyatakan bahwa individu melewati tahap psikoseksual (seperti oral, anal, dan falik) dan harus memecahkan konflik oedipal, saat anak kecil memandang orang tua berjenis kelamin sama sebagai saingan untuk mendapatkan kasih sayang dari orang tua yang berjenis kelamin lain.

2. Teori-teori Sifat (Trait Theories)

Yang dimaksud dengan teori ini meliputi “psikologi individu” Gordon Williard Allport, “psikologi konstitusi” William Sheldon, dan “teori factor” Raymond Cattell (Hall&Lindzey, 1993:9). Teori-teori sifat ini juga dikenal dengan teori-teori tipe (type theories) yang menekankan aspek kepribadian yang relative stabil atau menetap. Teori ini menyatakan bahwa manusia memiliki sifat-sifat tertentu, yakni pola kecenderungan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu yang relative tetap dari situasi ke situasi.

Allport menyatakan bahwa sifat adalah sesuatu yang eksis, namun tidak terlihat yang terletak dalam bagian tertentu dalam system syaraf. Sifat terdiri dari sifat umum (general traits) dan kecenderungan pribadi (personal disposition). Sifat umum adalah dimensi sifat yang dapat membandingkan individu satu sama lainnya. Kecenderungan pribadi dimaksudkan sebagai pola atau konfigurasi unik sifat-sifat yang ada dalam diri individu.

Perbedaan di antara berbagai jenis sifat adalah :

a) Sifat-sifat Kardinal (Cardinal Traits)

Sifat-sifat ini yang merupakan karakteristik yang meresap dan dominan dalam kehidupan seseorang, dan dapat dikatakan sebagai motif utama, sifat utama

b) Sifat-sifat Sentral (Central Traits)

Sifat ini merupakan karakteriatik yang kurang mengontrol atau memotivasi perilaku individu, namun tidak kalah penting.

c) Sifat-sifat Sekunder (Secondary Traits)

Sifat ini merupakan karakteristik peripheral dalam individu.

Teori Sheldon sering digolongkan sebagai teori tipologi (Yuniarni, 1977). Manusi tidak bisa digolongkan dalam tipe ini dan tipe itu. Seseorang memiliki tiga komponen fisik yang berbeda menurut derajat dan tingkatnya masing-masing. Kombinasi ketiga komponen ini menimbulkan berbagai kemungkinan tipe fisik yang disebutnya sebagi somatotipe. Ketiga komponen itu adalah

a) Viscerotonia

Memiliki sifat suka makan enak, pengejak kenikmatan, tenang, toleran, lamban, santai, pandai bergaul.

b) Somatotonia

Memiliki sifat suka berpetualang, pengambil resiko yang tinggi, membutuhkan aktivitas fisik yang menantang, agresif, kurang peka dengan perasaan orang lain, cenderung menguasai, dan membuat gaduh.

c) Cerebretonia

Bersifat tertutup dan senang menyendiri, tidak menyukai keramaian dan takut kepada orang lain, serta memiliki kesadaran diri yang tinggi.

Cattell menghasilkan 12 faktor kepribadian, yang kemudian ditambah lagi dengan penilaian sendiri yang dianalisis factor.

3. Teori Kepribadian Behaviorisme

Menurut Skinner, individu adalah organisme yang memperoleh perbendaharaan tingkah lakunya melalui belajar. Dia bukanlah agen penyebab tingkah laku, melainkan tempat kedudukan atau suatu point yang factor-faktor lingkungan dan bawaan yang khas secara bersama-sama menghasilkan akibat (tingkah laku) yang khas pula pada individu tersebut. Bagi Skinner, studi mengenai kepribadian itu ditujukan pada penemuan pola yang khas dari kaitan antara tingkah laku organisme dan berbagai konsekuensi yang diperkuatnya.

Skinner menguraikan sejumlah teknik yang digunakan untuk mengontrol perilaku. Teknik tersebut adalah sbb :

a) Pengekangan fisik (Physical restraints)

Misalnya, menutup mulut untuk menghindari diri dari menertawakan kesalahan orang lain.

b) Bantuan fisik (Physical aids)

Misalnya, pengendara truk meminum obat perangsang agar tidak mengantuk saat menempuh perjalanan jauh.

c) Mengubah kondisi stimulus (Changing the stimulus condition)

Misalnya, orang yang berkelebihan berat badan menyisihkan sekotak permen di hadapannya sehingga dapat mengekang dirinya sendiri.

d) Memanipulasi kondisi emosional (Manipulating emotional conditions)

Misalnya, beberapa orang menggunakan teknik meditasi untuk mengatasi stress.

e) Melakukan respons-respons lain (Performing alternative responses)

Misalnya, untuk menahan diri agar tidak menyerang orang yang sangat tidak kita sukai, mungkin kita akan melakukan tindakan yang tidak berhubungan dengan pendapat kita tentang mereka.

f) Menguatkan diri secara positif (positive self-reinforcement)

Misalnya, seorang pelajar menghadiahi diri sendiri karena telah belajar dengan keras dan dapat mengerjakan soal ujian dengan baik, dengan menonton film yang bagus.

g) Menghukum diri sendiri (Self punishment)

Misalnya, seorang mahasiswa menghukum dirinya sendiri karena gagal melakukan ujian dengan baik dengan cara menyendiri dan belajar kembali dengan giat.

4. Teori Psikologi Kognitif

Dalam memersepsi lingkungannya, manusia tidak sekedar mengandalkan diri pada apa yang diterima dari penginderaannya, tetapi masukan dari penginderaannya diatur, saling dihubungkan dan diorganisasikan untuk diberi makna, dan selanjutnya dijadikan awal dari suatu perilaku.

Pandangan teori kognitif menyatakan bahwa organisasi kepribadian manusia tidak lain adalah elemen-elemen kesadaran yang satu sama lain saling terkait satu sama lain saling terkait dalam lapangan kesadaran (kognisi). Dalam teori ini, unsure psikis dan fisik tidak dipisahkan lagi, karena keduanya termasuk dalam kognisi manusia. Bahkan, dengan teori ini dimungkinkan juga factor-faktor di luar diri dimasukkan dalam lapangan psikologis atau lapangan kesadaran seseorang.

C. Proses Pengembangan Kepribadian

Carl Gustav Jung (1875-1961) mengatakan bahwa pertumbuhan pribadi merupakan suatu dinamika dan proses evolusi yang berlangsung seumur hidup. Bagi Jung, perilaku individu ditentukan bukan hanya oleh pengalaman masa lalu, melainkan tujuan masa depan. Kepribadian merupakan suatu kesatuan aspek jiwa dan badan yang menyebabkan adanya kesatuan dalam tingkah laku dan tindakan seseorang. Pembentukan pola kepribadian ini terjadi melalui proses interaksi dalam dirinya dengan pengaruh dari luar.

Murray (dalam Hall&Lindzey, 1993) beranggapan bahwa faktor-faktor genetika dan pematangan mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan kepribadian, sedangkan Hall&Lindzey (1993) berpendapat bahwa perkembangan berlangsung menurut tiga dimensi kepribadian. Dalam dimensi vertical, orang berkembang dari posisi tengah pada skala kea rah terluar dan juga ke dalam. Ia mengembangkan kebutuhan yang lebih dalam dan lebih menyeluruh serta pola tingkah laku yang lebih terperinci untuk memuaskan kebutuhannya. Dalam dimensi progresif, perkembangan berarti meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Ia mencapai tujuannya dengan cara yang lebih langsung dan dengan lebih sedikit gerakan yang sia-sia. Dalam dimensi transvers, pertumbuhan mengakibatkan koordinasi yang lebih baik dan keluwesan bertingkah laku ayng lebih besar. Perkembangan yang harmonis pada ketiga dimensi tersebut akan memperkaya dan memperluas kepribadian.

Teori psikoanalisis berdasarkan dua premis (Koswara, 1991) yaitu kepribadian individu dibentuk oleh berbagai jenis pengalaman masa kanak-kanak awal dan yang kedua adalah energi seksual (libido) ada sejak lahir, dan kemudian berkembang melalui serangkaian tahapan psikoseksual yang bersumber pada proses naluriah organisme.

Freud mengatakan bahwa ada empat fase tahapan perkembangan psikoseksual yang kesemuanya menentukan pembentukan kepribadian, dan masing-masing fase berkaitan dengan daerah erogen tertentu. Daerah erogen yaitu oral (bibir), anal (dubur), dan genital (alat kelamin). Fase itu adalah fase oral, fase anal, fase falik, dan fase genital.

D. Tipe-tipe Kepribadian

Hippocrates dan Galenus (400 SM dan 175 M), manusia dibagi menjadi empat golongan menurut keadaan zat cair yang ada dalam tubuhnya, yaitu :

1. Melancholicus (melankolisi)

Yaitu orang yang banyak empedu hitamnya. Selalu bersikap murung atau muram, pesimistis, dan selalu menaruh rasa curiga.

2. Sanguinicus (sanguinisi)

Yaitu orang yang banyak darahnya. Menunjukkan wajah yang berseri-seri, periang, dan optimistis.

3. Flegmaticus (flegmatisi)

Yaitu orang yang banyak lendirnya. Bersifat lamban dan pemalas, wajahnya pucat, pesimis, pembawaannya tenang, pendiriannya tidak mudah berubah.

4. Cholericus (kolerisi)

Yaitu orang yang banyak empedu kuningnya. Bertubuh besar dan kuat, namun penaik darah dan sukar mengendalikan diri, sifatnya garang dan agresif.

Eduard Spranger, membagi kepribadian manusia berdasarkan sikapnya terhadap kebudayaan masyarakat, yaitu

1. Manusia politik. Bersifat menguasai orang lain.

2. Manusia ekonomi. Suka bekerja dan mencari untung.

3. Manusia sosial. Suka mengabdi dan berkorban untuk orang lain.

4. Manusia seni. Selalu dipengaruhi oleh nilai-nilai keindahan.

5. Manusia agama. Selalu ingin berbuat kebajikan terhadap orang lain serta melaksanakan syariat agamanya semaksimal mungkin.

6. Manusia teori. Suka berpikir, berfilsafat, dan mengabdi pada ilmu.

C.G. Jung, manusia dapat dibagi menjadi dua golongan besar (Purwanto, 1998) :

1. Tipe Extrovert, yaitu orang yang perhatiannya lebih diarahkan ke luar dirinya, kepada orang-orang lain dan masyarakat.

2. Tipe Introvert, yaitu orang yang perhatiannya lebih tertuju pada diri sendiri, pada “aku”-nya.

Heymans (1857-1930) membagi kepribadian manusia berdasarkan sifat psikhis manusia menjadi tiga yaitu emosionalitas, aktivitas, dan sekunder-fungsi (proses pengiring). Berdasarkan kuat lemahnya, kemudian dibagi lagi menjadi tujuh, yaitu :

1. Gapasioneerden (orang hebat). Orang yang aktif dan emosional, serta fungsi sekundernya kuat.

2. Cholerici (orang garang). Orang yang aktif dan emosional, tetapi fungsi sekundernya lemah.

3. Sentimentil (orang perayu). Orang yang tidak aktif, emosional, dan fungsi sekundernya kuat.

4. Nerveuzen (orang penggugup). Orang yang tidak aktif, emosionalnya kuat, dan fungsi sekundernya lemah.

5. Flegmaciti (orang tenang). Orang yang tidak aktif, dan fungsi sekundernya kuat.

6. Sanguinici (orang kekanak-kanakan). Orang yang tidak aktif, tidak emosional, tetapi fungsi sekundernya kuat.

7. Amorfem (orang tak terbentuk). Orang yang tidak aktif, tidak emosional dan fungsi sekundernya lemah.

Kretschmer, ada hubungan yang erat antara tipe tubuh dengan sifat dan wataknya yang kemudian membaginya menjadi empat golongan, yaitu :

1. Atletis. Besar, berotot kuat, kekar dan tegap, berdada lebar.

2. Astenis. Tinggi, kurus, bahu sempit, lengan dan kaki kecil.

3. Piknis. Bulat, gemuk, pendek, muka bulat, leher pejal.

4. Diplastis. Bentuk tubuh campuran dari ketiga macam tipe di atas.

Sedangkan Sheldon mengetengahkan pendapat : hendaknya kita berpikir tentang dimensi-dimensi fisik bukan tentang tipe-tipe (Muhadjir, 1992:16). Ia menggambarkan manusia terdiri dari tiga komponen yaitu komponen kejasmanian, komponen temperamen, dan komponen psikiatris.

E. Pengukuran Kepribadian

Sifat kepribadian biasa diukur melalui angka rata-rata pelaporan diri (self-report) kuesioner kepribadian (untuk sifat khusus) atau penelusuran kepribadian seutuhnya (personality inventory, serangkaian instrument yang menyingkap sejumlah sifat. Ada beberapa macam cara yang dapat digunakan untuk mengukur kepribadian seseorang, yaitu :

1. Observasi Direk

Observasi direk memilih situasi tertentu yang dapat diperkirakan munculnya indicator dari cirri-ciri yang hendak diteliti, sedangkan observasi biasa tidak merencanakan untuk memilih waktu.

Ada tiga tipe metode dalam observasi direk yaitu

a) Time Sampling Method

Tiap-tiap subjek diselidiki dalam periode waktu tertentu.

b) Incident Sampling Method

Dipilih dari berbagai tingkah laku dalam berbagai situasi. Hal yang menjadi perhatian adalah intensitasnya, lamanya, efek, serta responnya.

c) Metode Buku Harian Terkontrol

Dilakukan dengan mencatat dalam buku harian tentang tingkah laku yang khusus hendak diselidiki oleh yang bersangkutan sendiri.

2. Wawancara

a) Stress Interview

Digunakan untuk melihat sejauh mana seseorang dapat bertahan dalam hal-hal yang dapat mengganggu emosinya dan juga untuk mengetahui berapa lama seseorang dapat kembali menyeimbangkan emosinya setelah tekanan-tekanan ditiadakan.

b) Exhaustive Interview

Berlangsung sangat lama dan nonstop agar interviewee lelah, dan melepaskan sikap defensifnya dan berbicara terus terang. Biasa digunakan pada para tersangka di bidang tindak criminal atau pegawai untuk pegawai jabatan penting.

3. Tes Proyektif

Tes ini memberi peluang pada testee untuk bebas dalam memberikan makna atau arti dalam hal yang disajikan, tidak ada permaknaan yang dianggap benar maupun salah. Semua pemaknaan dianggap benar dan diasumsikan sebagai kepribadian atau minatnya. Yang termasuk tes proyektif diantaranya :

a) Tes Rorschach

Tes yang dilakukan oleh Hermann Rorschach terdiri atas 10 kartu yang masing-masing menampilkan bercak tinta yang agak kompleks, sebagian berwarna dan yang lain hitam putih. Mereka ditugaskan untuk menceritakan hal apa yang dilihatnya tergambar dalam noda-noda tinta itu.

b) Tes Apersepsi Tematik (Thematic Apperception Test/TAT)

TAT menggunakan suatu seri gambar, sebagian adalah reproduksi lukisan-lukisan dan sebagian adalah ilustasi buku dan majalah. Para peserta ditugaskan untuk membuat cerita tentang latar belakang dari adegan pada setiap gambar, mengenai pikiran dan perasaan orang yang terdapat dalam gambar itu, dan bagaimana episode itu akan berakhir.

4. Inventory Kepribadian

Inventory kepribadian adalah kuesioner yang mendorong individu untuk melaporkan reaksi atau perasaannya dalam situasi tertentu. Inventory kepribadian menanyakan kepada yang teruji mengenai dirinya atau pendapatnya. Pertanyaannya mungkin menyatakan kebiasaannya, kegemarannya, perasaannya, atau pendapatnya. Inventory kepribadian yang terkenal dan banyak digunakan adalah

a) Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI)

MMPI terdiri kira-kira 550 pernyataan tentang sikap, reaksi emosional, gejala fisik dan psikologis, sderta pengalaman masa lalu.

Kategori scoring yang dipakai adalah

Hs : Hypochondriasis: kerisauan tentang kesehatan fisik

D : Depresi: pesimisme, kurang gairah

Hy : Hysteria: menghidari tugas dengan alasan gangguan fisik

Pd : Penyimpangan Psikopatik: perilaku salah, delinquent

Pa : Paranoia: curiga

Pt : Psychastenia: diliputi rasa ragu, takut, dan obsesi

Sc : Schizophrenia: berpikir dan berperilaku kacau

Ma : Hypomania: menyukai sanjungan

Mf : Maskulinitas feminitas: kecenderungan maskulinitas

b) Rorced-Choise Inventories (Inventory Pilihan-Paksa)

Dalam hal ini, semua baik atau benar atau semua salah atau buruk. Penetapan skor dilakukan berdasarkan criteria yang dipakai. Inventory Pilihan-Paksa berada pada posisi “ragu” apakah akan menggunakan bahasa tersamar atau tidak. Bahasa tersamar terjadi perbedaan penafsiran antara testee dengan maksud sesungguhnya dari tes tersebut. Sedangkan yang tidak tersamar, testee mempunyai persepsi yang benar sesuai dengan fungsi tes itu sendiri.

c) Humm-Wadsworth Temperament Scale (H-W Temperament Schale)

Kepribadian memiliki enam komponen yaitu

1) Schizoid Autistik, mempunyai tendensi yang tidak konsisten, berpikirnya lebih mengarah pada khayalan.

2) Schizoid Paranoid, mempunyai tendensi yang tidak konsisten, dengan angan bahwa dirinya penting.

3) Cycloid Manik, emosinya tidak stabil dengan semangat berkobar.

4) Cycloid Depress, emosinya tidak stabil dengan retardasi dan pesimisme.

5) Hysteroid, ketunaan watak berbatasan dengan tendensi criminal.

6) Epileptoid, dengan antusiasme dan aspirasi yang bergerak terus.

H-W Temperament Scale tersusun dalam sejumlah item yang berfungsi untuk memilahkan kelompok yang patologik dari kelompok nonpatologik.

F. Pengembangan Kepribadian dan Implementasinya dalam Penyelenggaraan Pendidikan

Cukup sulit untuk menilai dan memperbaiki kepribadian seorang anak, namun ada beberapa macam cara untuk mengembangkan kepribadian ini diantaranya :

1) Mencoba untuk mengerti mereka,

2) Melakukan pendekatan-pendekatan, dan

3) Melakukan pelatihan dan pembelajaran.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kepribadian adalah sesuatu yang sukar didefinisikan, seperti halnya menerangkan kata-kata seperti cinta, tabiat, dan kebahagiaan. Sepertinya kita telah mengetahui artinya, namun apabila disuruh menerangkan kita seolah-olah telah kehabisan kata-kata. Etika merupakan cerminan dari kepribadian seseorang. Melalui cara beretika inilah seseorang dapat menilai dan mengetahui sifat dan ciri kepribadian dari orang lain. Antara individu yang satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan dalam aspek kepribadian ini. Dalam kehidupannya, kepribadian ini mengalami perkembangan baik dalm dimensi vertical, progresif, maupun transvers. Untuk mengukur kepribadian seseorang dapat dilakukan melalui berbagai cara seperti tes, wawancara, dll.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa dalam membuat makalah ini, terdapat banyak kesalahan. Dan penulis yakin bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik maupun saran yang membangun dari pembaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar